Contoh Rumah Adat Di Ntt

Contoh Rumah Adat Di Ntt

Bagian Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat

Rumah adat satu ini memiliki material utama yang terbuat dari kayu dengan desain bentuk rumah menyerupai rumah panggung.

Bagian dalam rumah memiliki beberapa bagian dengan fungsi dan filosofi masing-masing. Di antaranya :

Ijan Geladak adalah pintu masuk ke rumah. Bentuknya menyerupai tangga yang disebut Rurung Agung.

Dalam upacara adat, para penjaga menggunakan bagian itu untuk menjaga pintu masuk. Bahkan pada upacara-upacara tertentu, tamu-tamu penting disambut dengan tarian sebelum menuju ke Ijan Geladak.

Setelah menaiki tangga atau Ijan Geladak kamu akan langsung menuju Anjungan atau serambi.

Tempat ini biasanya digunakan untuk melakukan musyawarah atau sekedar beristirahat sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Pada acara-acara penting, Anjungan ini juga digunakan untuk menerima tamu.

Ruang Pasiban adalah ruang sakral yang hanya boleh dimasuki oleh kepala suku atau tamu terhormat.

Mereka biasanya menggunakan ruang ini untuk merencanakan hal-hal penting atau bermusyawarah seperti upacara atau acara adat.

Lampung memiliki seni musik yang disebut Gamelan Lampung. Ruangan Tetabuhan inilah yang digunakan untuk menyimpan alat musik tersebut. Gamelan Lampung yang unik ini terinspirasi dari gamelan Jawa.

Kenali Rumah Adat Banten beserta Penjelasan dari Keunikan dan Sejarah Singkatnya

Pada dasarnya Rumah Nuwo Sesat tidak dibangun untuk warga biasa, melainkan untuk pejabat tinggi/pemimpin untuk bermusyawarah. Kegiatan musyawarah ini memakan waktu yang lama, maka dari itu dibuatlah ruangan Gajah Merem.

Ruangan ini terinspirasi dari gajah yang dipercaya masyarakat Lampung sebagai pemimpin. Bersama dengan kata Merem artinya pemimpin yang butuh istirahat.

Itulah informasi mengenai rumah adat Lampung dan keunikannya. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.

Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta

Jenis-jenis Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat

Selain memiliki desain dan model rumah yang unik, rumah adat Lampung Nuwo Sesat juga memiliki beberapa jenis lho!

Berikut jenis-jenis rumah adat Nuwo Sesat diantaranya :

Lantai rumah dari kayu

Keunikan lainnya yang bisa kamu temukan pada rumah adat satu ini yaitu pada lantai rumah yang terbuat dari material kayu khesi dan kayu bambu yang membuat material lantainya kuat dan kokoh.

Selain berfungsi sebagai lantai, kayu khesi dan bambu ini juga digunakan sebagai dinding dengan disusun sejajar.

Pintu dari rumah adat Lampung terbilang sangat unik karena rumah  dilengkapi dengan pintu  dari kayu yang dipotong dan disambung dengan engsel serta rangka besi yang membentuk balok ganda yang berukuran besar.

Sehingga untuk membuka pintu rumah ini dibutuhkan tenaga yang kuat. Selain itu, desain untuk jendela rumah adat ini juga dibuat sama namun dengan ukuran yang lebih kecil.

Nuwo Sesat Balai Agung

Jenis rumah adat Nuwo Sesat yang pertama yaitu Sesat Balai Agung yang juga merupakan sebagai ikon.

Sesat Balai Agung digunakan sebagai tempat melakukan pertemuan oleh para penyimbang adat atau dikenal juga sebagai purwatin, tempat ini digunakan  untuk musyawarah pepung di balai agung.

Ketika memasuki rumah ini kamu akan melewati jambat agung atau tangga, yang di sepanjang tangga terdapat payung berwarna putih, kuning, dan merah. Ini melambangkan kesatuan oleh masyarakat Lampung.

Payung putih ini juga memiliki arti tingkat marga , sedangkan payung kuning sebagai tingkat kampung, dan payung merah sebagai lambang tingkat suku di Lampung.

Rumah ini, juga memiliki lambang burung garuda yang dipercaya masyarakat Lampung sebagai kendaraan yang digunakan Dewa Wisnu pada zaman dahulu.

Nuwo Balak, yang berarti “rumah besar”, adalah sebuah bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal kepala suku.

Rumah berukuran 30 x 15 meter ini memiliki beranda untuk bersantai. Bangunan utama Nuwo Balak juga terbagi menjadi beberapa ruangan. Dengan dua ruang pertemuan, satu ruang keluarga, dan delapan kamar tidur.

Nuwo Lunik yang berarti “rumah kecil”, merupakan bangunan yang sering digunakan oleh masyarakat biasa.

Karena ukurannya yang lebih kecil, rumah ini menjulang tanpa dilengkapi beranda rumah. Bangunan utama memiliki berbagai kamar tidur dan dapur yang menyatu pada bangunan utama. Kemudian atapnya berbentuk perahu terbalik.

9 Rumah Adat Papua beserta Nama, Keunikan, Ciri-ciri, dan Gambarnya Lengkap!

Keunikan Rumah Adat Lampung

Sama halnya dengan rumah adat di tiap daerah. Rumah adat Lampung juga memiliki keunikannya sendiri di antaranya :

Suku Tetun memiliki keunikan dari segi rumah adat. Suku Tetun memiliki subsuku yang masing-masing memiliki rumah adat berbeda. Selain disebut suku Tetun, suku ini juga dikenal sebagai suku Belu.

Suku Tetun atau suku Belu merupakan masyarakat yang tinggal di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Mereka juga tersebar di enklave Oecussi-Ambeno, Timor Leste. Akan tetapi, artikel ini secara khusus membahas suku Tetun yang berada di NTT, Indonesia.

Dalam tulisan Mengenal Ragam Keunikan Suku Tetun dari Nusa Tenggara Timur dijelaskan bahwa dalam satu perkampungan suku Tetun atau suku Belu umumnya dihuni oleh penduduk yang berasal paling tidak dari dua klan atau subsuku Tetun.

Biasanya, masing-masing dari klan atau subsuku Tetun ini dapat diidentifikasi dengan mudah melalui rumah adat. Meskipun setiap klan mempunyai bentuk (detail) rumah adat yang berbeda-beda, mereka juga memungkinkan untuk memiliki karakteristik rumah yang sama.

Kemudian, kumpulan dari beberapa kampung ini menjadi sebuah desa berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh raja atau fukun. Kedudukannya hampir setara dengan jabatan kepala desa dalam strata negara.

Dalam satu desa yang dihuni oleh suku Tetun bisa memiliki puluhan rumah adat yang masing-masing memiliki kekhasan maupun kesamaan. Masing-masing dari rumah adat tersebut juga memiliki kebijakan dan aturan adat untuk menata kehidupan masyarakatnya.

Beberapa rumah adat suku Tetun ialah rumah adat Nonot-Fore Na’in yang berada di Desa Babulu, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur; serta rumah adat Uma BuahanBerada di Motaain Serobo, Desa Maneikun, Kecamatan Lasiolat Kabupaten Belu, Timor-NTT.

Bentuk Rumah Adat Suku Tetun dan Maknanya

Secara umum, suku Tetun memiliki karakteristik rumah yang berbentuk panggung dengan atap layaknya perahu terbalik. Menariknya, atap tersebut cukup besar hingga beberapa dari atap rumah suku Tetun menjulur sampai ke tanah.

Rumah adat atau rumah tradisional suku Tetun disangga oleh dua tiang utama yang diletakkan di pusat rumah adat (di tengah). Kedua tiang ini paling tinggi dan memiliki diameter yang paling besar dari tiang-tiang lainnya

Tiang-tiang tersebut diambil dari kayu dengan kualitas terbaik dengan kriteria harus lurus dan “tidak pernah disentuh oleh tangan manusia” artinya tidak ada bekas kapak. Biasanya tiang ini diambil dari hutan suci.

Setelah ritual penebangan selelsai, kedua tiang ini diarak dengan tari-tarian, seruan-seruan, nyanyian menuju lokasi rumah adat.

Menurut kepercayaan suku Tetun, dua tiang tersebut melambangkan nenek moyang laki-laki (bei mane) dan nenek moyang perempuan (bei feto) dari klan tersebut. Oleh karena itu, saat tiang ini hendak ditegakan, wajib diperlakukan sebagai seorang manusia.

Kedua tiang itu dihiasi dengan pakaian adat lengkap ketika hendak ditegakkan dengan diiringi pukulan gendang dan tarian.

Rumah adat suku Tatun memiliki tata ruangnya berbentuk persegi atau persegi panjang. Biasanya, rumah adat suku Tetun memiliki tiga ruang utama, yakni kolong, ruang tengah, dan loteng.

Umumnya dinding rumah adat menggunakan papan dari kayu. Pada dinding ini diberi ukiran yang menyimbolkan pesan tertentu. Ukiran terssebut dapat berupa makanan pokok sehari-hari, misalnya padi, jagung, umbi-umbian, dan hewan kurban; beberapa hewan, seperti buaya (leluhur/ nai bei), ayam jantan (simbol kejantanan/ meo), cicak (peramal); hingga motif payudara perempuan yang melambangkan kehidupan dan kesuburan.

Bentuk rumah adat suku Tetun turut menggambarkan status sebuah klan dalam struktur masyarakat. Misalnya, di dalam etnis Tetun terdapat rumah adat Raja (uma na’i), rumah pembantu raja (uma vetor), rumah bawaan raja (uma dato), dan rumah rakyat biasa (uma renu) dengan ciri khas berbeda.

Pada rumah adat yang berukuran besar, misalnya rumah adat raja (uma na’i atau uma metan) disertakan juga anyaman bambu bergaya mahkota di bagian atap paling ujung dan sebuah teras di bagian depan rumah adat sebagai tempat pertemuan.

Selain itu, ada pula rumah adat dengan pembagian tiga fungsi di Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yakni uma timur (rumah tinggal), uma lulik (rumah adat), dan uma kakaluk (rumah pengobatan).

Semua rumah adat ini mesti berperan dalam menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam struktur masyarakat suku Tetun.

Memiliki beberapa jenis

Rumah adat Nuwo Sesat juga memiliki beberapa jenis yang masing-masing berbeda.

Rumah adat Lampung Nuwo Sesat ini dibedakan sesuai fungsinya masing-masing. Terdapat beberapa jenis Nuwow Sesat yakni Balai Agung, Nuwo Balak, dan Nuwow Lunik.

Mengenal Rumah Adat Sulawesi Utara dari Bentuk, Keunikan, Gambar, dan Penjelasannya

Sejarah rumah adat NTT

Dari sejarahnya, rumah adat Musalaki dipercaya sebagai rumah adat asli masyarakat suku Ende Lio. Penamaan rumah adat Musalaki ini berasal dari sebuah kata dalam bahasa Ende Lio; Mosa.

Mosa bermakna sebagai “ketua”, dan Laki yang berarti “adat”, sehingga rumah Musalaki disepakati sebagai sebuah rumah yang dijadikan tempat tinggal utama Kepala Suku masyarakat suku Ende Lio.

Pondasi rumah adat dari batu

Rumah adat Lampung memiliki desain seperti rumah kayu panggung, namun rumah ini juga menggunakan pondasi dari batu.

Rumah adat Nuwo Sesat memiliki pondasi batu berbentuk persegi dan sangat berbeda dengan rumah biasa yang biasanya berbentuk cakar ayam dan membutuhkan proses yang panjang.

Pondasi ini disebut umpak batu, memiliki tiang penyangga sejumlah 25 buah dengan tiang induk 20 buah.